6 Juli 2025
Jika ada satu tempat di Indonesia di mana pelancong bisa menjelajahi sungai yang membelah hutan lebat, mengamati orangutan liar dari dekat, dan menyatu dengan alam dalam sunyi, maka tempat itu adalah Taman Nasional Tanjung Puting, yang terletak di Kalimantan Tengah, dekat Pangkalan Bun.
Tanjung Puting bukan sekadar destinasi wisata, tapi juga merupakan pusat konservasi orangutan terbesar di dunia, rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna, serta ikon ekowisata Indonesia yang dikenal hingga ke mancanegara.
Perjalanan Melintasi Sungai Sekonyer
Salah satu cara utama menikmati Taman Nasional ini adalah dengan menyusuri Sungai Sekonyer menggunakan klotok, perahu kayu bertingkat yang menjadi rumah terapung bagi wisatawan selama beberapa hari. Dari atas klotok, pengunjung akan disuguhi:
-
Hutan rawa gambut dan hutan hujan tropis
-
Bekantan (monyet berhidung panjang khas Kalimantan) yang bergelantungan di pohon
-
Burung raja udang, elang, dan spesies langka lainnya
-
Cahaya kuning keemasan saat matahari terbenam di balik kabut sungai
Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga pengalaman menenangkan jiwa dan membangkitkan kepedulian terhadap ekosistem.
Orangutan: Bintang Utama Hutan
Tanjung Puting menjadi terkenal berkat program rehabilitasi orangutan liar yang dilakukan oleh Camp Leakey, yang didirikan oleh primatolog legendaris Dr. Biruté Mary Galdikas. Di sini, wisatawan bisa:
-
Melihat orangutan yang dilepasliarkan di habitat alaminya
-
Mengamati aktivitas makan, bermain, dan merawat anak mereka
-
Mendengarkan penjelasan dari pemandu tentang perilaku dan tantangan pelestarian
Selain orangutan, taman ini juga rumah bagi kucing liar, trenggiling, macan dahan, buaya, dan berbagai jenis reptil serta serangga eksotis.
Ekowisata dan Penginapan
Wisata ke Tanjung Puting sepenuhnya berbasis ekowisata, dengan operator lokal yang menyediakan:
-
Klotok dengan kamar tidur, toilet, dan makanan lengkap
-
Tur 3 hari 2 malam atau lebih dengan panduan berlisensi
-
Akses ke area konservasi seperti Camp Leakey, Tanjung Harapan, dan Pondok Tanggui
Beberapa eco-lodge dan homestay juga tersedia di Kumai dan Pangkalan Bun, dengan layanan yang ramah lingkungan dan makanan lokal.
Konservasi dan Tantangan
Tanjung Puting telah menghadapi tantangan besar seperti:
-
Perambahan hutan dan pembukaan lahan sawit ilegal
-
Perdagangan satwa liar
-
Kebakaran hutan saat musim kemarau panjang
Namun, upaya kolaboratif antara Balai Taman Nasional, LSM seperti OFI (Orangutan Foundation International), dan komunitas lokal telah berhasil mempertahankan sebagian besar ekosistem kritis.
Setiap kunjungan wisata yang bertanggung jawab berkontribusi langsung pada dana konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Tips Berkunjung
-
Waktu terbaik: Juni – Oktober, saat musim kering dan sungai mudah dilalui
-
Gunakan obat anti-nyamuk dan pakaian lengan panjang
-
Hindari penggunaan plastik sekali pakai
-
Hormati peraturan konservasi: jangan memberi makan satwa liar, jangan menyentuh orangutan
-
Siapkan kamera dengan lensa zoom, karena satwa sering muncul di kejauhan
Penutup
Taman Nasional Tanjung Puting bukan hanya kebanggaan Kalimantan, tapi juga salah satu pusat perlindungan primata paling penting di dunia. Di sinilah manusia belajar bahwa hidup berdampingan dengan alam bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Dengan setiap langkah di tepi Sungai Sekonyer, kita menapaki tanggung jawab untuk menjaga warisan hayati bumi ini.